Minggu, 15 Maret 2015

Kondom merupakan alat kontrasepsi dan juga alat yang dapat mencegah penularan penyakit kelamin. Kondom biasanya dipakai oleh pria, akan tetapi wanita juga memiliki jenis kondom yang dapat dipakai dan memiliki fungsi yang sama dengan kondom pria. Kondom pria dipakai pada saat ereksi dengan cara menyarungkannya pada penis, sedangkan  kondom wanita dipakai kedalam vagina.
Kondom merupakan alat kontrasepsi yang paling tua, ini dapat dilihat pada lukisan Mesir kuno yang berumur 3000 tahun yang lalu, yang menggambarkan alat kelamin pria yang memakai pembungkus, akan tetapi belum diketahui dengan jelas apakah alat itu dipakai sebagai alat kontrasepsi atau karena sedang mengikuti ritual tertentu atau sebagai pelindung terhadap serangga. Asal kata kondom sendiri masih menjadi perdebatan sekarang ini, ada yang mengatakan diambil dari bahasa latin  "condon" artinya penampung, ada juga yang mengatakan dari bahasa Italia "guantone" yang artinya sarung.
Di Inggris, menurut mereka kata kondom diambil dari nama dokter yaitu Dr.Condom, yang membuat kondom untuk Raja Charles II, akan tetapi hal ini belum dapat dibuktikan secara ilmiah.

Jika kondom pada masa lampau banyak terbuat dari kandung kemih ataupun usus hewan, maka kondom yang ditemukan pada tahun 1564 oleh seorang dokter bangsa Italia bernama Gabrielo Fallopia merekomendasikan penggunaan sarung linen yang berfungsi sebagai pelindung terhadap penyakit menular seksual. Caranya, sarung linen tersebut dibasahi dengan larutan kimia tertentu dan dikeringkan sebelum dipakai. Dia melaporkan bahwa sarung tersebut melindungi pemakainya dari sifilis..

Sampai pertengahan abad ke-18 kondom dibuat dari usus hewan. kondom karet baru diproduksi pada tahun 1855 setelah Charles Goodyear menciptakan vulkanisasi karet. Tentu saja wujudnya belum seperti sekarang. Kondom karet generasi awal itu dijahit pada sisi-sisinya dan tebalnya mencapai 1-2 mm. Dan bisa dipakai berulang kali. Pada 1912 seorang Jerman bernama Julius Fromm mengembangkan teknik produksi kondom yang baru, yaitu dengan mencelupkan adonan kaca ke dalam larutan karet mentah sehingga kondom jadi lebih tipis dan tanpa jahitan. Sejak masa 1930-an kondom telah mengalami perkembangan menjadi kondom sekali pakai yang tipis dan murah seperti sekarang.

Université Laval di Quebec, Kanada mengembangkan kondom tak kasat mata. Bentuknya berupa jel yang dioleskan di penis dan mengeras (jelnya, bukan penisnya) ketika terjadi peningkatan suhu saat penetrasi anal atau vaginal. Jel tersebut luruh setelah beberapa jam, tapi jel ini masih dalam tahap uji coba klinis.

Image result for kondom


0 komentar :

Posting Komentar